Kamis, 01 Desember 2011

PERAN ORGANISASI WANITA PKK DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI TENGAH ERA GLOBALISASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG
            Dalam kehidupan bermasyarakat banyak berkembang organisasi masyarakat yang didalamnya bertujuan untuk memberdayakan individu – individu agar dapat menjadi panutan di tengah masyarakat dan dapat mengarahkan dirinya sendiri menjadi pribadi yang mandiri dan berwawasan  luas. Salah satu organisasi masyarakat yang ada di dalam desa atau kota adalah PKK yang memperdayakan perempuan agar dapat menjadi perempuan yang mandiri dan dapat membina keluarganya. Sebagian orang berpikiran PKK hanya melakukan kegiatan seperti masak – masak dan “ngerumpi”, persepsi inilah yang sering muncul didalam benak para suami tak jarang seorang suami melarang istrinya untuk ikut PKK padahal dalam prakteknya PKK memberikan peran besar dalam pengembangan perempuan. PKK merupakan organisasi yang masih bertahan hingga sekarang,dalam praktek kegiatan PKK menerapkan sepuluh program pokok yang diterapkan dalam kegiatanya. Sepuluh program PKK ini sudah mencakup aspek – aspek kehidupan di dalam masyarakat.
            Seluruh anggota PKK ini ikut dengan sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak apapun sehingga ibu rumah tangga yang hanya setiap hari selalu dirumah melakukan pekerjaan rumah, mengurus anak dan suami diberikan wadah dalam pengembangan dirinya. Pertemuan antar anggota dilaksanakan seminggu sekali dengan membahas topic – topic yang sudah di siapkan oleh ketua PKK. Tak lupa menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars PKK yang digunakan untuk menunjukan semangat nasionalisme dan semangat PKK. Kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk membentuk pribadi perempuan yang kuat agar perempuan dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki oleh karena itu PKK sangat berperan besar dalam pemberdayaan perempuan.
B.                 RUMUSAN MASALAH
a)                  Apa yang dimaksud dengan PKK dan apa saja sepuluh program kegiatan PKK.
b)                  Apa saja peran PKK dalam pemberdayaan perempuan ditengah masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PKK
Salah satu organisasi yang diharapkan menjadi wadah potensial motor penggerak pembangunan adalah PKK. Khususnya dalam hal pemberdayaan keluarga sebagai ujung tombak keberhasilan pembangunan. Sebagai sebuah organisasi yang berbasis kepada keluarga, menurut Bupati kegiatan PKK banyak memberi manfaat. Baik kegiatan yang bersifat sosial maupun kegiatan lainnya seperti penyantunan kepada keluarga kurang mampu dan Lansia. PKK juga melakukan pembinaan kepada keluarga supaya menjadi keluarga yang harmonis, serta mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai usaha ekonomi keluarga.
PKK sangat berperan dalam pembinaan keluarga yang berakhlak bagi generasi muda. Yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu pemerintah mensukseskan pembangunan,
Selama ini, PKK sudah begitu melembaga baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa. Bahkan PKK dengan berbagai kegiatannya pelaksanaannya telah merambah hingga ke tingkat dusun, RT dan Dasa Wisma. Agar pengelolaannya efektif maka di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa telah dibentuk Tim Penggerak (TP) PKK yang fungsinya selain menggerakkan dan mengkoordinir kegiatan,  juga memfasilitasi berbagai kegiatan dalam rangka menunjang berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di wilayahnya masing-masing, termasuk di antaranya adalah dalam rangka membangun keluarga yang sehat berketahanan.




B.     REALISASI 10 PROGRAM POKOK PKK
1. Penghayatan dan Pengamalan PANCASILA
a. Menggalakan kelompok simulasi untuk menumbuhkan kesadaran bermasyarakat,berbangsa,bernegara serta memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara
b.      Menyelenggarakan penyuluhan dengan tema - tema KADARKUM (PKDRT,Perlindungan anak &trafficking)
c.      Kelompok simulasi  aktif mengikuti lomba simulasi tingkat kecamatan dan kota.
2.Gotong Royong
a.      Kerja bakti dilakukan serentak tiap harir minggu, seluruh anggota masyarakat terlibat, termasuk ibu-ibu PKK
b.      Rukun kematian ada di tiap RT, kegiatan ini didukung seluruh elemen masyarakat
c.      Pengajian rutin dilakukan di tingkat RT, RW, dan kelurahan
d.      Kebaktian utk umat Nasrani di RW dan kelurahan
e.      Santunan buat anak yatim 1kali setiap tahunnya
f.       Mendorong lansia untuk menjaga kesehatan dan mengembangkan hobi dengan mengadakan senam lansia & PS lansia.
3. Pangan
a.      Meningkatkan pemanfaatan halaman untuk gerakan Halaman, Asri,Teratur,Indah,dan Nyaman( HATINYA PKK)
b.      Menggalakkan tanaman TOGA dan meningkatkan pengetahuan warga tentang khasiat & kegunaannya.
c.      Mengadakan lomba menghias nasi kuning dalam rangka merangsang kreatifitas dan meningkatkan pemahaman tentang makanan padat gizi pada ibu
5. PERUMAHAN & TATALAKSANA RUMAH TANGGA
a.      Mengadakan lomba merangkai bunga untuk meningkatkan pengetahuan & ketrampilan tatalaksana rumahtangga
b.      Mengembangkan TOGA dalam pot, selain utk keindahan jg dapat bermanfaat untuk obat.
6. PENDIDIKAN & KETRAMPILAN
a.      PAUD Terpadu Empat Lima
b.      Peserta didik 83 orang
c.      Terdiri dari 2 kelas,
         - Kelas A umur 2-3 th,
         - Kelas B umur 4-5 th
d.      Hari belajar Rabu & Jumat jam 08.00 - 10.30
e.      Aktif mengikuti lomba untuk melatih keberanian & kemandirian anak didik
f.       Mengenalkan komputer sejak usia dini agar anak didik  tidak gagap tekhnologi

7. KESEHATAN
         - Memiliki 15 posyandu .
         -Dengan kualifikasi posyandu pratama 8, posyandu madya 2, posyandu purnama 5
         - Membuka posyandu khusus balita BGM
a.             POSYANDU Khusus Balita BGM
         - Jumlah balita BGM kel. Margorejo 24 anak
         - Sebagian besar ortu adalah pekerja dg tingkat pendidikan memadai
         -Salah satu penyebab balita BGM karena salah pola asuh ( pola pemberian makanan & pemilihan jenis makanan )
         - Tidak semata-mata krn kurang asupan makanan
         -Penekanan pada sharing, konseling gizi,& pembelajaran pembuatan kudapan dengan volume kecil, bahan lokal padat gizi
         - Dihadiri nakes & DrSpA
         - Menggandeng donatur dari warga
b.            BuMantik ( iBu peMantau jenTik )
         - Peran serta masyarakat dlm upaya menekan angka kejadian DHF
         - Terjadi penurunan angka kejadian DHF sejak berjalannya kegiatan Bumantik
         - Dikerjakan kelompok dasawisma scr bergiliran
         Kegiatan Bumantik : 3M,monitoring,pembinaan oleh dinas kesehatan& pelaporan
         Mengadakan lomba bebas jentik scr berkala sbg fungsi kontrol
c.             POSYANDU Lansia
         Dilaksanakan di RW & kelurahan. Kegiatan : Pemeriksaan kesehatan dasar dan penyuluhan.
8. PENGEMBANGAN KEHIDUPAN BERKOPERASI
         -Memotivasi masyarakat untuk menjadi anggota koperasi (Koperasi serba usaha Rukun Trisno & Koperasi Simpan Pinjam Pribadi)
         -Membina prakoperasi PKK sbg wadah penjualan hasil industri RT & menyediakan jajanan sehat utk murid PAUD
9. KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
- Menggalakkan pengolahan sampah RT dg pemilahan sampah basah & kering
- Sampah kering  dijual( koord RT ) dan didaur ulang
- Pengolahan sampah basah dengan keranjang takakura
- Bekerjasama dengan swasta untuk pembinaan & bantuan ( keranjang dan tas sampah kering )
-Telah mendapatkan 3kali bantuan keranjang Takakura,(Pemkot dan Swasta).
- Daur ulang sampah kering.
10. PERENCANAAN SEHAT
-Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya KB
-Memfasilitasi akseptor KB gakin
-Membantu pendataan gakin di wilayahnya masing – masing.
C.    PKK Memberi Pengaruh Pada Pola Asuh Anak

            Pola asuh dan Pendidikan Anak merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan. Jika dihitung sampai usia 8 tahun, maka terdapat beberapa tahap perkembangan yang harus dilalui oleh seorang anak. Beberapa Kemampuan mulai digunakan untuk menyesuaikan diri dengan dunia sosialnya.  Jika seseorang anak mampu menjalankan tugas perkembangannya maka selanjutnya akan mematangkan kepribadiannya, Disinilah peran dan tanggung jawab orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan pendidikan disiplin dalam keluarga.
            Pada dasarnya manusia itu mempunyai potensi yang positif untuk berkembang tetapi apakah potensi itu akan teraktualisasikan atau tidak sangat ditentukan oleh pendidikan dalam  keluarga, pola asuh anak dimana Masa anak relatif pendek, tetapi sarat dengan proses pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak menempati posisi penting dalam siklus kehidupan manusia dan tersirat bahwa perlindungan terhadap tumbuh kembang anak yang merupakan sarana untuk menyiapkan generasi mendatang yang lebih tangguh merupakan tanggungjawab yang relatif cukup besar dalam satu keluarga.
            Keluarga yang mampu mempersiapkan generasi yang baik adalah keluarga yang mampu memberikan pendidikan sikap sehingga emosionalnya terarah dan proporsional. Apabila pendidikan dan pola asuh anak mereka terabaikan dan pembentukan pribadi mereka dilakukan secara tidak proporsional, maka mereka akan menjadi bencana bagi orangtua dan gangguan bagi masyarakat dan umat manusia secara keseluruhan seperti menentukan sikap dan mental anak dalam berinteraksi dengan alam lingkungannya.
            Kekokohan pondasi mental dan kejiwaan pada fase awal akan menjadi filter dalam menghadapi berbagai persoalan hidupnya di kemudian hari rumah tangga adalah asal mula di mana benih-benih sopan santun ditanam dan ditumbuh-kembangkan di mana anak-anak bukan saja belajar tata cara, tapi juga nilai-nilai utama dan etika di sinilah surga di mana anak-anak belajar kebaikan, toleransi dan sikap menghargai mereka belajar berbagi dan menghargai ruang pribadi masing-masing anggota keluarga menerapkan landasan semua etiket sosial yang mereka perlu bawa sepanjang hidup mereka keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk mencapai suatu masyarakat sejahtera seorang ibu dituntut untuk lebih manjaga anak-anaknya agar tidak terseret dalam pergaulan yang salah.
            Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal dan dekat dengan anak, maka peranannya dalam pendidikan dan proses pembentukan pribadi tampak dominan. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga.
            Lingkungan keluarga yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral, kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan. Dalam mengembangkan pola asuh anak untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan persiapan dan perlakuan terhadap anak secara tepat sesuai dengan kondisi anak. Sebagai manusia, setiap anak mempunyai ciri individual yang berbeda satu dengan yang lain.
            Di samping itu setiap anak yang lahir di dunia ini berhak hidup dan berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi yang dimilikinya. Untuk dapat memberi kesempatan berkembang bagi setiap anak diperlukan pola asuh yang tepat dari orang tuanya, hal ini mengingat anak adalah menjadi tanggung jawab orang tuanya baik secara fisik, psikis maupun sosial.
            Keluarga sebagai lembaga terkecil di dalam masyarakat diharapkan mampu menyiapkan mental anak dalam menghadapi hidupnya pada masa mendatang. Apabila didikan pola asuh anak dalam keluarga baik dan terarah, maka kelak anak akan tumbuh dewasa sebagai manusia yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mempersiapkan generasi yang baik tersebut tidaklah mudah.Orangtua sebagai pendidik di lingkup keluarga harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan emosional anak dan juga harus mengetahui kewajibannya dalam mendidik anak.
            Dalam hal pola asuh anak peran PKK cukup besar, Jika dicermati, kegiatan Gerakan PKK senantiasa menekankan prinsip pemberdayan dan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan keluarga. karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menyediakan kebutuhan seluruh anggotanya, seperti pendidikan dan budi pekerti, kasih sayang, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya, sebagaimana dalam delapan fungsi keluarga. Artinya keluarga merupakan fundamental bagi pembangunan manusia, sekaligus barometer kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dari ke-10 Program Pokok PKK ini dapat tergambar bagaimana peran para pengurus dan kader PKK dalam berbagai upaya pemberdayaan keluarga keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pola asuh pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya.
            Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.
            Keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan pola asuh anak, jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya juga menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak di rumah. Kesalahan dalam pengasuhan anak di keluarga akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.
            Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa pola asuh sangat tergantung pada pendidikan pola asuh anak-anak mereka dalam keluarga.

D.    Peran PKK bagi Keluarga
Keluarga sejahtera yang bercirikan ketahanan dan kemandirian yang tinggi, sudah barang tentu menjadi dambaan kita semua, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai pribadi atau individu. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera kita sebagai anggota keluarga di dalamnya akan mendapat kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Sayangnya, upaya untuk mencapai keluarga sejahtera dimaksud tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, banyak tantangan dan kendala yang bakal kita hadapi untuk mencapai kesejahteraan yang menjadi dambaan itu. Dalam lingkup internal keluarga misalnya, hubungan antar anggota keluarga sekarang ini tidak seharmonis dulu. Baik antara suami isteri sebagai orangtua, orangtua dengan anak maupun antara sesama anak.  Kita akui, perbedaan pandangan dan pendapat saja sekarang ini sering menjadi pemicu kurang harmonisnya hubungan suami isteri yang berujung pada terjadinya perselisihan yang tidak perlu. Bila hal ini terus dibiarkan tanpa kendali, maka akan terjadi berbagai kasus yang tidak diinginkan, seperti tidak setia pada pasangan, terjadinya perselingkuhan yang berujung pada terjadinya keretakan rumahtangga dan perceraian. Hal tersebut jelas akan mengurangi hubungan baik antara suami isteri di satu sisi, dan penghormatan anak terhadap orangtua di sisi lainnya mengingat orangtua (baca: ayah dan ibu) adalah sebagai figur panutan sekaligus teladan bagi anak-anaknya.
Kasus-kasus seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan keluarga miskin, tetapi juga terjadi pada keluarga berada, pejabat dan publik figur seperti artis, seniman dan lain-lain. Retaknya hubungan orangtua akan berdampak pada kurang harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak maupun sesama anak. Anak menjadi kehilangan pegangan sehingga tidak jarang mengakibatkan kegoncangan jiwanya.
Dalam kasus yang lebih ringan, meskipun tidak terjadi keretakan rumah tangga, terjalinnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sekarang ini sudah menjadi barang yang mahal. Ketatnya persaingan dan perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup seiring dengan semakin modernnya kehidupan, telah mengakibatkan para orangtua lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari nafkah daripada mengurus anak sehingga anak menjadi kurang terperhatikan. Mereka merasa sendiri dan kesepian. Bahkan tidak sedikit anak yang merasa asing dan tidak nyaman di tengah-tengah orangtuanya, manakala setiap bertemu ibu bapaknya selalu hanya dimarahi, kurang ini itu, dan sebagainya. Dampaknya perkembangan emosi dan jiwa anak menjadi terganggu. Karena merasa kecewa, sebagian anak mencari pelampiasan dengan melakukan tindakan untuk menarik perhatian orangtua. Sayangnya, upaya yang dilakukan cenderung negatif dan melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Atas dasar kenyataan tersebut memang sudah saatnya kita khususnya para orangtua harus lebih peduli terhadap kondisi keluarganya. Keluarga harus dipertahankan sebaik mungkin agar tetap dapat melaksanakan fungsi-fungsinya terutama yang berkaitan dengan fungsi reproduksi  dalam keluarga. Kasus-kasus  yang terjadi, terutama yang terkait dengan kehidupan seks bebas pada remaja yang telah menyebabkan kehamilan dan banyaknya kasus aborsi, harus segera ditindaklanjuti oleh keluarga dengan upaya antisipatif agar hal-hal yang menghancurkan masa depan keluarga tidak terjadi lagi.
Program-program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga sekaligus meningkatkan kesejahteraanya, menjadi sangat relevan untuk mengatasi berbagai kemelut persoalan keluarga, apapun bentuknya. Hal ini mengingat, kesejahteraan keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang sehat, bahagia dan sejahtera lahir  batin. Bahagia, sejahtera lahir dan batin itu sendiri dalam konteks operasional ditandai dengan ketahanannya yang tinggi seiring dengan dapat dilaksanakannya 8 fungsi keluarga. Maka tidalah terlalu salah bila sasaran akhir dari kegiatan PKK adalah mencapai keluarga yang sehat dan berketahanan. Ketahanan keluarga yang dimaksudkan di sini adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir maupun kebahagiaan batin.
Dengan demikian fungsi dan peran TP PKK dalam menciptakan keluarga yang sehat dan berketahanan sangat besar mengingat kedudukannya yang sangat strategis. Karena TP PKK menjadi motor penggerak sekaligus motivator, dinamisator dan fasilitator  kegiatan. TP PKK baik di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa selalu bergerak aktif melakukan pembinaan dan penyuluhan pada masyarakat dengan harapan hasil pembinaan dan penyuluhan tersebut di bawa dan diterapkan oleh ibu-ibu di keluarganya masing-masing. Sehingga ibu sebagai pendamping suami dapat berperan lebih optimal dalam ikut mewujudkan keluarga yang sehat dan berketahanan. Tidak sekedar hanya mengurusi dapur, sumur dan kasur yang notabene hanya sebagai pelayanan suami.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

            PKK merupakan organisasi mayarakat yang di peruntukan bagi para wanita agar dapat mengembangkan dirinya didalam masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan PKK menggunakan sepuluh program PKK yang mencakub segala macam aspek kemasyarakatan. Peran PKK sangatlah besar bagi kaum perempuan karena mengajarkan pola – pola merawat keluarga terutama anak bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Serta pemberian waktu bagi para ibu rumah tangga untuk bersama – sama memajukan kualitas serta harapan kearah yang lebih baik. PKK juga menjadi wadah untuk mengungkapkan pendapat dan sebagai sarana dalam pemberdayaan perempuan mandiri, cerdas, terampil dan berguna bagi nusa dan bangsa.

B.     KRITIK DAN SARAN
                        Dalam penulisan makala ini penulis terdapat kekurangan untuk itu penulis minta kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pegetahuan terutama dalam bidang gender. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar